KAA KE-60 : Refleksi Diri, Tuk Cinta Negeri

Tahun 1945 sang orator, bapak pancasila berteriak lantang membacakan naskah proklamasi. Mengeluarkan belenggu penjajahan dari rakyat Indonesia. Sepuluh tahun kemudian, perhelatan akbar dilaksanakan. 29 negara membentuk sebuah forum perdamaian dunia. Pertemuan yang diadakan di Kota Bandung, Jawa Barat ini berisi kesepakatan untuk membangun perdamaian dunia.

Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca berakhirnya perang dunia kedua semakin diperparah dengan munculnya perang dingin antara dua blok yang saling berseberangan yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Kedua kekuatan besar yang saling berlawanan baik secara ideologis maupun kepentingan tersebut terus berlomba-lomba untuk membangun senjata modern, sehingga situasi dunia pada saat itu selalu diliputi oleh kecemasan akan terjadinya perang nuklir.

Kondisi tersebut mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk menggalang persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia dan memelihara perdamaian.

Tahun ini, dalam rangka memperingati tahun ke-60 Konferesni Asia Afrika (KAA) akan diselenggarakan kembali sebuah perhelatan yang melibatkan berbagai negara di dunia. Bandung dan Jakarta akan menjadi tuan rumahnya.

Tentu saja sudah banyak yang berubah selama 60 hingga 70 tahun ini. Sudah banyak gedung yang terbangun pasca peperangan di Indonesia. Namun, sayang banyak pula semangat juang yang mulai terkikis dan hampir runtuh.

Kemerdekaan yang digaungkan oleh pahlawan terdahulu, entah masih diingat atau tidak oleh anak-anak muda sekarang. Dalam salah satu kutipannya Soekarno pernah berkata “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun, perjuanganmu akan lebih sulit, karena melawan bangsamu sendiri”.

Ya, saat ini kita dihadapkan dengan perang dingin yang terkadang tak kita sadari. Penurunan moral, akhlak dan budi pekerti, sikap, kejujuran, keteladanan yang baik, rasanya sudah sukar ditemukan di negeri ini.

Kejahatan merajalela, korupsi dimana-mana, kenakalan remaja semakin menjadi dengan pasti. Lalu apa yang akan kita berikan untuk mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh leluhur kita?

Dengan diselenggarakannya peringatan hari KAA ke-60 ini mari kita ingat kembali bagaimana pahit getirnya perjuangan rakyat Indonesia untuk memerdekakan dan mengusir para kompeni dari negeri ini.

Tugas kita hanya melanjutkan perjuangan mereka. Mengisi kemerdekaan yang sudah kita dapatkan dengan sesuatu hal yang berarti. Dimulai dengan perbaikan diri. Dimulai dari hal terkecil, dimulai dari diri sendiri, dan dimulai dari saat ini.
kaa 60
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Post a Comment

Catatan Titin. Powered by Blogger.